amin berceloteh

en

Diskusi Kemerdekaan

Setiap menjelang hari kemerdekaan, saya selalu teringat saat masih dikampus dengan seorang teman saya Insan Kamil namanya . Kesehariannya teman saya ini orangnya sangat kocak, tak pernah marah dan hanya berdebatlah yang membuat dia sangat SERIUS, Pada sebuah acara Seminar dengan tema "Diskusi Kemerdekaan" dimana pada saat itu hampir semua peserta termasuk Nara sumber begitu sangat mengagungkan arti kemerdekaan yang direbut dari penjajah secara susah payah, dan dia berani tampil beda.
" Menurut Saya" Katanya " Kemerdekaan Indonesia bukanlah di dapat dari hasil DIREBUT dari Penjajah, tapi Justru di dapat sebagai HADIAH dari Penjajah". pada saat itu aura diskusi menjadi panas, banyak yang marah dan aneh dengan pendapat kawan saya tadi : "Apa alasan saudara dengan pernyataan tadi..??" tanya seorang peserta, dengan penuh keyakinan dan percaya diri teman saya menjawab : " karena, Menurut saya Bangsa Indonesia suka di Jajah, Bayangkan Belanda bisa memerintah selama 350 tahun dan jepang 3,5 tahun itu adalah waktu yang sangat lama sekali hampir 4 generasi...Sungguh Terlalu.
Seminar berakhir dengan kesimpulan bahwa Kemerdekaan adalah Anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan hasil Perjuangan Bangsa Indonesia, tapi pendapat kawan saya Insan Kamil tadi selalu saya ingat sampai sekarang....sudah 20 tahun tak bertemu dimana kini kau berada ????

Anak Laki-lakiku & 4 Pertanyaannya

Saya mempunyai tiga orang anak yaitu Dua perempuan dan satu laki-laki yang semuanya sering sekali bertanya apa saja yang mereka lihat, dengar dan alami, tapi dari ketiga anak saya hanya Anak laki-laki yang sering bertanya agak dalam, Ada Empat pertanyaan luar Biasa yang keluar dari mulutnya sewaktu berumur antara 4 s/d 6 tahun yaitu : 1. Apa artinya batu, 2. siapa yang coret-coret awan, 3. Tuhan itu ada dimana dan 4. Tuhan itu laki-laki atau perempuan, atas pertanyaan-pertanyaan itu maka saya dan istri sebelum memberikan jawaban, kami benar-benar berpikir keras untuk menemukan jawaban yang kami anggap mengena dan mudah dimengerti agar tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru.

MIGAS VS CENGKEH & KELAPA

Pada Zaman dahulu kala...duluuuuu sekali pada tahun satu, Negeri Natuna masyarakatnya hidup tentram, damai dan sentosa semua masyarakat hidup dalam kerukunan dalam persaudaraan, kesederhanaan meliputi cara pandang, cara pikir dan cara bertindak kemudian Gotong Royong merupakan budaya luhur yang terus diamalkan.
Masyarakat tak ada yang menganggur, setiap hari mereka bekerja membanting tulang dengan hati yang suka cita. CENGKEH & KELAPA merupakan barang agungan yang dibicarakan dan dirawat setiap hari dari pagi ke petang, petang ke Malam sampai ke pagi lagi. Betapa bersyukurnya masyarakat Natuna kala itu dengan Anugerah Cengkeh dan Kelapa selain Hasil tangkapan laut yang hanya untuk sekedar Teman nasi ketika bersantap.
Setelah berhembusnya Genderang Reformasi melanda Negara Kesatuan Republik Indonesia, mulailah perlahan tapi pasti perobahan pola hidup masyarakat berubah termasuk di Natuna. dan hal ini dimulai pada saat Natuna membentuk Kabupaten sendiri lalu ditetapkan sebagai Daerah Penghasil Minyak dan Gas (Migas).
Perobahan dengan pasti terjadi melanda cara berpikir dan cara bertindak masyarakat CENGKEH & KELAPA ditinggalkan, dimana-mana orang bicarakan Migas...Migas...Migas...dan..Migas.
Hidup tidak lagi sederhana, gotong royong ditinggalkan segala hal diukur dengan uang..tak ada yang lain semuanya Uang. MIGAS menjadi primadona yang akhirnya menjadikan orang Kemaruk, Tamak dan Serakah dengan uang yang melimpah-limpah akhirnya bencana & Malapetaka menerpa.
Lihatlah....Bencana yang datang menimpa para pemimpin Natuna disebabkan Pesona Migas, Migaspun dengan Pongah menyeterukan Daerah Pemekaran dengan Daerah Induknya.....apakah yang terjadi selanjutnya...? Kalaulah begini kejamnya akibat MIGAS tak heran kalau CENGKEH & KELAPA menjadi sangat Kecewa. CENGKEH & KELAPA tadinya rela ketika digantikan MIGAS, tapi kalaulah Migas menyebabkan Permusuhan, Keserakahan, Egoisme maka pantaslah kalau CENGKEH & KELAPA Marah !!!!

Sapi Perah

Negeriku jadi sapi perah bagi orang-orang yang tidak sadar diri dan tidak mempunyai tanggung jawab, apapun diambil dengan jalan apa saja untuk kepentingan diri sendiri, kelompok atau golongan. Tidak peduli orang lain mau susah, mau sengsara, mau menderita bahkan mati sekalipun silahkan, yang penting pribadi dan kroni hidup mewah..... apa jadinya negeriku ini.., kasihanilah kami rakyatmu...kalau begini terus...Bubarkan saja !!!